Fall 2017
Black Clover
PierrotAsta dan Yuno sejak kecil telah ditinggalkan oleh orang tua mereka di sebuah gereja pada saat yang sama, sejak saat itu hingga kini mereka telah di besarkan oleh pemilik gereja. Mereka berdua selalu saja bersaing untuk menentukan siapa yang lebih hebat. Walaupun begitu, kini mulai terlihat jauh kemampuan diantara keduanya.
Yuno memilki bakat alami serta kemampuan dalam mengendalikan sihir layaknya seorang jenius, sementara Asta sama sekali tak dapat menggunakan sihir, suatu hal yang sangat jarang terjadi bagi dunia yang setiap orang dapat memiliki kemampuan sihir. Walaupun begitu, Asta tak pernah menyerah, ia selalu bejuang dan berusaha keras berlatih serta meningkatkan fisiknya agar dapat meraih impiannya, yakni menjadi Kaisar Sihir, walaupun dirinya tak memiliki sihir sama sekali.
Tiba saat hari penentuan penerimaan Grimoire (buku sihir). Yuno mendapatkan grimoire langka yakni semanggi daun empat (biasanya orang-orang hanya mendapatkan semanggi berdaun tiga), sayangnya saat itu Asta tak mendapatkan apa-apa.
Namun suatu hari, saat dirinya dalam keadaan bahaya, sebuah Grimoire misterius muncul dihadapannya, memberikan asta sebuah pedang dan kekuatan yang luar biasa. Ternyata itu merupakan Grimoire semanggi berdaun lima yang sangat langka muncul.
Dengan tekad serta grimoirenya yang baru, kini Asta dan Yuno pergi menuju Kerajaan Clover untuk mewujudkan impian mereka.
Dies Irae BD
A.C.G.T.Pada tanggal 1 Mei 1945 di Berlin, saat Tentara Merah mengibarkan bendera Soviet di atas Reichskanzlei, sekelompok perwira Nazi melakukan ritual. Bagi mereka, pembantaian di kota tidak lain adalah ritual pengorbanan yang sempurna untuk mengembalikan Orde 13 Lance, sekelompok manusia super yang kedatangannya akan membawa kehancuran dunia.
Bertahun-tahun kemudian, tidak ada yang tahu apakah kelompok perwira ini berhasil, atau apakah mereka hidup atau mati. Sedikit yang mengetahui keberadaan mereka, dan bahkan mereka yang mengetahuinya mulai meninggal dunia seiring dengan berlalunya waktu. Sekarang di bulan Desember di kota Suwahara saat ini, Ren Fujii menghabiskan hari-harinya di rumah sakit.
Setiap malam dia melihat mimpi yang sama: Guillotine. Pembunuh yang memburu orang, dan ksatria berpakaian hitam yang mengejar para pembunuh. Dia putus asa untuk kembali normal, kehidupan sehari-hari, tapi bahkan sekarang dia mendengar kata-kata temannya Shiro: “Setiap orang yang tetap di kota ini akhirnya kehilangan akal.”